Pisah - Sambut Penjabat Kepala Sekolah Lama dengan Penjabat Kepala Sekolah Baru

Foto bersama dengan Penjabat Kepala Sekolah Lama SMP Negeri 4 Seteluk, H. Jono Swito, S.Pd. Bio dan Penjabat Kepala Sekolah Baru SMP Negeri 4 Taliwang, Ramli, S.Pd..

Pendampingan Calon Guru Penggerak oleh Pengajar Praktek

Pendampingan penerapan pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran Kompetensi Sosial Emosional.

Lokakarya 5 Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 2

Personel lengkap CGP dari Kabupaten Sumbawa Barat di Sesi Akhir Lokakarya 5 Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 2 Tahun 2021.

Tuesday, October 24, 2023

Pemanfaatan Video Interaktif Edpuzzle dalam Flipped Classroom


Pemanfaatan Video Interaktif Edpuzzle dalam
Flipped Classroom

"Didiklah anak-anakmu sesuai dengan zamannya karena mereka hidup bukan di zamanmu"


Dokumentasi Pribadi

LATAR BELAKANG
    Pernyataan yang saya cantumkan di bawah judul tulisan ini boleh jadi berusia ratusan atau ribuan tahun. Namun pernyataan tersebut saat ini masih relevan dan sering kita dengar saat pemaparan atau kajian tentang pendidikan. Bahkan Bapak Pendidikan Nasional kita, Ki Hadjar Dewantara menyatakan bahwa "proses pendidikan anak harus sesuai dengan karakter anak masing-masing dengan penyelarasan terhadap perkembangan zamannya (kodrat alam dan kodrat zaman).
    Mendidik anak sesuai zamannya penting karena perkembangan zaman membawa perubahan dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam dunia pendidikan. Anak-anak saat ini tumbuh dan berkembang dalam lingkungan yang sangat berbeda dengan generasi sebelumnya. Oleh karena itu, cara mendidik anak juga harus disesuaikan dengan zaman dan tuntutan kebutuhan anak. Mendidik anak sesuai zamannya juga membuat anak lebih mudah memahami dan menerima pembelajaran.


Pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi
    Anak-anak saat ini lebih suka belajar melalui media visual dan interaktif seperti video dan game, daripada belajar melalui buku-buku konvensional. Oleh karena itu, sebagai orang tua dan pendidik, kita harus menyesuaikan cara membelajarkan agar anak dapat lebih mudah memahami dan menerima pembelajaran.

Metode Pembelajaran yang menyesuaikan kebutuhan anak
    Setiap anak memiliki kebutuhan yang berbeda dalam hal kesiapan, minat, dan profil belajar yang berbeda-beda. Sebagai pendidik, kita harus memahami kebutuhan belajar anak agar bisa mengajarkan mereka dengan cara yang tepat. Penggunaan metode pembelajaran yang variatif dan menarik membantu pendidik agar anak-anak belajar sesuai kebutuhan serta terlibat aktif dalam pembelajaran. Misalnya dengan melakukan diferensiasi pada konten, proses, dan produk pembelajaran.

Sarana dan prasarana pendukung pembelajaran
    Ketersediaan sarana dan prasarana pembelajaran yang memadai membantu pendidik dalam melaksanakan pembelajaran di sekolah. Tentu saja kreatifitas pendidik juga sangat menentukan bagaimana pembelajaran di sekolah dapat memenuhi kebutuhan belajar anak. Pendidik yang kreatif bukanlah seorang pendidik yang cakap memanfaatkan dan menggunakan berbagai teknologi dan alat bantu pembelajaran. Akan tetapi pendidik yang kreatif dapat menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna dengan memanfaatkan sarana dan prasarana yang tersedia.




Latar belakang inovasi pembelajaran (paparan pribadi)

Kondisi yang melatarbelakangi saya menerapkan inovasi pembelajaran di SMP Negeri 4 Seteluk terangkum pada gambar di atas.

AKSI NYATA INOVASI PEMBELAJARAN

Langkah-langkah yang saya lakukan dalam menerapkan inovasi pembelajaran "Pemanfaatan Video Interaktif Edpuzzle dalam Flipped Classroom" adalah sebagai berikut
  1. Melakukan pemetaan aset
  2. Merancang pembelajaran dan media
  3. Pelaksanaan Inovasi
  4. Refleksi dan Berbagi

Uraian Kegiatan Inovasi Pembelajaran
1. Melakukan pemetaan aset
    Pemetaan aset dilakukan untuk mengetahui daya dukung dari segi sarana-prasarana dan sumber daya manusia. Pemetaan aset saya lakukan dengan cara diskusi bersama rekan sejawat, kepala sekolah, pengelola aset sekolah, dan peserta didik.

 Hasil pemetaan aset

  • Tersedia sarana dan prasarana pendukung untuk pembelajaran berbasis IT berupa Chromebook, Tablet, Perangkat Jaringan, Akses internet, perangkat audio-visual, dan peralatan pendukung lainnya
  • Peserta didik memiliki perangkat telefon genggam yang memadai (20 orang milik sendiri, 6 orang milik orang tua/kakak)
  • Peserta didik dapat mengoperasikan telefon genggam, tablet, atau chromebook dengan lancar
  • Peserta didik sudah memiliki e-mail (akun pribadi dan akun belajar.id)
  • Akses internet di rumah/tempat tinggal peserta didik tersedia dan memadai
Dokumentasi pemetaan aset



2. Merancang pembelajaran dan media
    Pembelajaran yang saya rancang menggunakan model pembelajaran koperatif dengan moda flipped classroom. Flipped classroom adalah model pembelajaran yang membalik sistem kelas tradisional. Dalam model ini, siswa mempelajari materi pelajaran di rumah sebelum kelas dimulai. Di kelas, siswa mengerjakan tugas, berdiskusi, dan memecahkan masalah yang belum dipahami. Model ini berfokus pada pengajaran yang berpusat pada peserta didik. Menurut Adhitiya dkk (2015), langkah-langkah model pembelajaran dengan metode flipped classroom adalah sebagai berikut:

a. Persiapan 
  • Sebelum tatap muka guru memberikan materi dalam bentuk video pembelajaran.
  • Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
  • Guru menyampaikan secara garis besar materi yang akan dipelajari.
  • Memberi tugas siswa untuk membuat rangkuman dari video.
b. Kegiatan di kelas
  • Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 3-4 orang siswa.
  • Membahas video yang telah ditonton siswa dengan diskusi dan tanya jawab.
  • Melalui tanya jawab dengan siswa guru menguatkan konsep.
  • Guru memberikan latihan pemecahan masalah melalui LKS.
  • Siswa berdiskusi dengan kelompoknya untuk menyelesaikan masalah.
  • Peran guru saat diskusi adalah memfasilitasi siswa agar mampu menuliskan ide atau gagasannya terkait masalah yang diberikan.
  • Salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusi dan yang lain menanggapinya.
  • Guru memberikan tes untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa.
  • Memberikan video pembelajaran untuk pertemuan selanjutnya.
Untuk memenuhi kebutuhan belajar peserta didik, saya menerapkan diferensiasi konten berdasarkan profil dan minat belajar peserta didik. Adapun konten yang saya sediakan adalah:
    Video interaktif dengan Edpuzzle saya pilih karena memiliki kelebihan dibandingkan dengan membagikan video biasa. Video Edpuzzle dapat diedit oleh pendidik dengan menyisipkan catatan untuk penjelasan tambahan, pertanyaan pilihan ganda, dan pertanyaan uraian. Selain itu, pendidik dapat mengatur agar peserta didik tidak dapat menonton video dengan cara melewati (skip) video. Dengan fitur yang dimiliki video Edpuzzle, pendidik dapat memantau apakah peserta didik telah menonton video, menjawab pertanyaan, atau telah menyelesaikan video sampai akhir.

Informasi lengkap mengenai Edpuzzle dapat dilihat pada laman Edpuzzle, Mengubah Video Biasa Menjadi Video Pembelajaran Interaktif


Video Edpuzzle yang saya gunakan dapat dilihat disini

Rancangan pembelajaran dan media pembelajaran dapat diunduh disini

3. Pelaksanaan Inovasi
    Pada langkah ketiga ini, saya menerapkan inovasi pembelajaran sesuai dengan rancangan sebelumnya. Sebelum melaksanakan pembelajaran seperti pada umumnya, terlebih dahulu saya memberikan pengarahan tentang pembelajaran yang akan saya laksanakan, memberikan tutorial cara menggunakan konten dan aplikasi pendukung. Selain itu, saya juga meminta rekomendasi dari rekan sejawat yang pernah mengikuti kegiatan sejenis terkait praktik pembelajaran yang akan saya lakukan.

Pre Class
    Tahapan yang membedakan model Flipped Classroom dengan model pembelajaran lain adalah tahapan Pre Class. Pada tahapan ini, peserta didik mendapatkan media dan bahan pembelajaran diperlukan untuk pembelajaran mandiri. Peserta didik belajar mandiri sesuai dengan petunjuk yang diberikan oleh guru, maupun petunjuk yang ada di dalam media dan bahan pembelajaran. 
    Inovasi pembelajaran ini saya fokuskan dengan memberikan tugas mempelajari video yang sudah saya edit dengan aplikasi Edpuzzle. Saya memantau progres peserta didik mempelajari video dan menjawab pertanyaan melalui web Edpuzzle. 

Kegiatan Awal
Pada kegiatan awal pembelajaran di kelas, saya memulai kegiatan seperti pembelajaran pada umumnya. Memberikan apersepsi, memeriksa kehadiran, menyampaikan tujuan pembelajaran, serta menjelaskan proses pembelajaran yang akan dilalui peserta didik. Pada kegiatan awal juga, saya menyampaikan hasil pemantauan belajar mandiri dengan menonton video edpuzzle.



Kegiatan Inti
Kegiatan inti fokus pada penguatan pemahaman dan keterampilan peserta didik melalui kegiatan diskusi, simulasi, dan presentasi. Selama diskusi dan simulasi, guru membimbing peserta didik yang mengalami kesulitan dan tidak dapat menyelesaikan aktifitas belajar mandiri. Kegiatan inti ditutup dengan penguatan secara klasikal oleh guru.




Penutup
Kegiatan penutup diisi dengan refleksi dan evaluasi pembelajaran.




Dokumentasi implementasi pada kegiatan pembelajaran dapat diamati pada video berikut 

BERBAGI DAN BERKOLABORASI

    Kegiatan berbagi dan berkolaborasi adalah tugas wajib bagi peserta PembaTIK Level 4 sebagi calon Duta Teknologi. Dalam kegiatan berbagi dan berkolaborasi, semua peserta PembaTIK Level 4 diharapkan untuk bekerjasama dalam menyelenggarakan Webinar Wajib melalui media PMM yang difasilitasi oleh Komunitas Sahabat PembaTIK NTB. 
    Pada dasarnya, kegiatan berbagi dan berkolaborasi selain melalui PMM (wajib), peserta diperkenankan untuk berbagi dan berkolaborasi di luar PMM baik secara daring atau luring. Berikut ini adalah deskripsi kegiatan berbagi dan berkolaborasi yang telah saya lakukan
  • Berbagi di sekolah (SMP Negeri 4 Seteluk - Luring)
    Karena beberapa kegiatan sekolah dan kegiatan lain yang saya ikuti, kegiatan berbagi di sekolah sendiri saya lakukan setelah menyelesaikan semua aktifitas dan tugas PembaTIK level 4. Kegiatan berbagi diikuti oleh rekan-rekan guru dan TU sebanyak 15 orang. 

Diseminasi di SMP Negeri 4 Seteluk (Dokumentasi Pribadi)

  • Berbagi di MGMP IPA SMP Kabupaten Sumbawa Barat (SMP Negeri 1 Brang Ene - Luring)
    Kegiatan berbagi di komunitas MGMP saya kolaborasi bersama salah seorang peserta PembaTIK Level yang merupakan rekan sejawat di MGMP IPA. Kegiatan ini diikuti oleh 14 orang anggota MGMP karena bersamaan dengan kegiatan lain di beberapa sekolah.

Dokumentasi Berbagi di Komunitas MGMP IPA SMP (Dokumentasi Pribadi)

  • Berbagi melalui Webinar PMM bersama Sahabat Teknologi Kabupaten Sumbawa Barat 
    Aktifitas berbagi yang menjadi kegiatan wajib adalah menyelenggarakan webinar melalui Platform Merdeka Mengajar (PMM) yang difasilitasi oleh Komunitas Sahabat PembaTIK NTB. Kegiatan Webinar PMM saya berkolaborasi dengan semua peserta PembaTIK Level 4 dari Kabupaten Sumbawa Barat. Webinar dilaksanakan pada tanggal 21 Oktober 2023 Pukul 16.30-18.00 WITA dengan tema "Wujudkan Merdeka Belajar dengan Pembelajaran Berbasis TIK yang Inovatif dan Kolaboratif". Webinar dihadiri sekitar 29 orang peserta seperti pada tangkapan layar. 
Flyer Webinar


Tangkapan Layar Webinar PMM (Dokumentasi Pribadi)

Silahkan unduh bahan tayang kegiatan berbagi Paparan Berbagi Sahabat Teknologi 2023
    
        Semua aktifitas menyelesaikan tugas PembaTIK Level 4 saya rangkum dalam sebuah vlog yang dapat disaksikan melalui berbagai platform.



Semoga rangkaian aktifitas saya mengikuti Pembatik Level 4 memberi manfaat untuk dunia pendidikan. 

Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada pengunjung blog ini.

Jangan lupa tinggalkan komentar, kritik, atau saran untuk pengembangan selanjutnya.

#PusdatinKemendikbudristek
#BLPTKemendikbudristek
#MerdekaBelajar
#PembaTIK2023
#SahabatTeknologiKemendikbudristek
#PlatformMerdekaMengajar

Monday, October 23, 2023

Model Pembelajaran Flipped Classroom (Kelas Terbalik)

Model Pembelajaran Flipped Classroom (Kelas Terbalik)


        Sebagaimana kita ketahui bersama, Pandemi Covid-19 terlah mengubah tatanan hidup bermasyarakat di semua sektor. Sektor pendidikan mengalami perubahan yang sangat signifikan selama penerapan pembatasan kegiatan masyarakat kurang lebih tiga tahun. Pembelajaran yang biasanya menghabiskan waktu di ruang kelas dialihkan menjadi pembelajaran mandiri di rumah atau tempat tinggal masing-masing peserta didik. Berbagai strategi dan langkah  diambil pemerintah agar selama pandemi tidak terjadi "learning loss" dan "learning gap" karena pembatasan terhadap kegiatan pendidikan. 
      Kemendikbudristek bersama The SMERU Research Institute menyampaikan sejumlah hasil awal penelitian dari program Research on Improving System of Education (RISE). Dalam riset tersebut, diketahui bahwa angka partisipasi pendidikan di Indonesia dari jenjang PAUD hingga kuliah menurun. Merespons hal itu, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Makarim mengatakan bahwa riset tersebut dapat membantu pemerintah untuk menentukan kebijakan di masa mendatang. 
    Senada dengan itu, Kepala Badan Penelitian, Pengembangan, dan Perbukuan Kemendikbudristek, Anindito Aditomo mengaku Kemdikbudristek mengambil beberapa langkah kebijakan untuk menyesuaikan situasi pandemi COVID-19, seperti penyederhanaan kurikulum, relaksasi syarat kenaikan kelas dan kelulusan, modul-modul literasi dan numerasi untuk mendukung Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), bantuan kuota internet, dan pembelajaran guru lewat model pelatihan inovatif yang telah menjangkau ratusan ribu guru di seluruh Indonesia. 
    Selain langkah kebijakan di atas, pemerintah juga menerbitkan Panduan Pembelajaran dimasa Pandemi sebagai acuan dalam melaksanakan proses pembelajaran. Dikutip dari laman www.pustakaborneo.org, salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan pada pandemi Covid-19 adalah Model Flipped Classroom.

    Model pembelajaran Flipped Classroom hakikatnya merupakan salah satu metode penerapan blended learning. Dengan pendekatan Flipped Classroom, sebagian aktivitas pembelajaran yang biasanya diselesaikan di kelas, kini dapat diselesaikan di rumah terlebih dahulu secara mandiri oleh siswa. Selanjutnya dilakukan pembelajaran tatap muka lagi di kelas. 

       Model belajar flipped classroom pertama kali dikenalkan oleh J. Wesley Baker pada tahun 2000, dalam tulisannya berjudul The classroom flip: using web course management tools to become the guide by the side. Pada tahun yang sama, Lage, Platt dan Treglia juga melakukan penelitian dengan menggunakan istilah yang hampir sama yaitu inverted classroom. Beberapa istilah lainnya yang digunakan dalam berbagai penelitian yang menunjukkan pembelajaran flipped clasroom adalah just-in-time teaching oleh Novak dan inverted learning oleh Barker.

    Model pembelajaran flipped classroom adalah pembelajaran yang mengkombinasikan antara pembelajaran di dalam kelas dengan pembelajaran di luar kelas dengan tujuan untuk memaksimalkan kegiatan pembelajaran. Aktivitas belajar yang biasanya dilakukan di kelas menjadi dilakukan di rumah. Sebaliknya, aktivitas belajar yang biasanya dilakukan di rumah menjadi dilakukan di kelas. Guru sebagai fasilitator mengemas materi pembelajaran dalam bentuk digital berupa video untuk dipelajari siswa di rumah sehingga siswa sudah lebih siap belajar ketika di kelas.

Berikut definisi dan pengertian model pembelajaran flipped classroom dari beberapa sumber buku:

  1. Menurut Milman (2012), flipped classroom adalah konsep belajar dengan dasar bahwa apa yang dilakukan di kelas pada pembelajaran konvensional menjadi dilakukan di rumah, sedangkan pekerjaan rumah pada pembelajaran konvensional dilakukan di dalam kelas.
  2. Menurut Bergmann dan Sams (2012), flipped classroom adalah apa yang secara tradisional dilakukan di kelas sekarang dilakukan di rumah, sementara apa yang secara tradisional dilakukan sebagai pekerjaan rumah kini diselesaikan di kelas.
  3. Menurut Johnson (2013), flipped classroom merupakan model pembelajaran yang meminimalkan pengajaran langsung dari guru, tetapi memaksimalkan pengajaran tidak langsung dengan dukungan materi yang dapat diakses secara daring oleh siswa.
  4. Menurut Yulietri dkk (2015), flipped classroom adalah model dimana dalam proses belajar mengajar tidak seperti pada umumnya, yaitu dalam proses belajarnya siswa mempelajari materi pelajaran di rumah sebelum kelas dimulai dan kegiatan belajar mengajar di kelas berupa mengerjakan tugas, berdiskuasi tentang materi atau masalah yang belum dipahami siswa.
Karakteristik Flipped Classroom 
    Model pembelajaran dengan menggunakan metode flipped classroom dilaksanakan dengan meminimalkan jumlah instruksi langsung oleh guru kepada siswanya dalam mengajarkan materi dan memaksimalkan waktu untuk berinteraksi satu sama lain dalam membahas permasalahan terkait. Pembelajaran flipped classroom lebih menekankan pada pemanfaatan waktu di dalam maupun di luar kelas agar pembelajaran lebih bermutu sehingga dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi.

    Menurut Abeysekera dan Dawson (2015), karakteristik model pembelajaran flipped classroom yang membedakannya dengan model pembelajaran biasa adalah:
  1. Perubahan penggunaan waktu kelas.
  2. Perubahan penggunaan waktu di luar kelas.
  3. Melakukan kegiatan yang secara tradisional dianggap pekerjaan rumah di kelas.
  4. Melakukan kegiatan yang secara tradisional dianggap di dalam kelas, di luar kelas.
  5. Kegiatan di dalam kelas menekankan pembelajaran aktif, peer learning dan pemecahan masalah.
  6. Aktivitas pra dan pasca kelas.
  7. Penggunaan teknologi, terutama video.
Sedangkan menurut Muir dan Geiger (2015), karakteristik belajar dengan metode flipped classroom adalah: 
  1. Sarana untuk meningkatkan interaksi dan waktu kontak pribadi antara siswa dan guru.
  2. Memberikan siswa ruang untuk bertanggung jawab atas pembelajaran mereka sendiri. 3. Ruang kelas dimana guru bukan disebut sebagai orang bijak di atas panggung melainkan memberi panduan di sisi siswa.
  3. Mencampurkan instruksi langsung dengan pembelajaran konstruktivis.
  4. Kelas dimana siswa yang tidak hadir, tidak akan ketinggalan pelajaran.
  5. Kelas tempat konten diarsipkan secara permanen untuk ditinjau dan diperbaiki.
  6. Kelas tempat semua siswa terlibat di dalam pembelajarannya.
  7. Tempat dimana semua siswa menerima pendidikan yang dipersonalisasi.

Tipe-tipe Flipped Classroom 
    Menurut Utami (2017), model pembelajaran flipped classroom memiliki beberapa jenis, yaitu sebagai berikut:

  1. Traditional flipped. Traditional Flipped merupakan model pembelajaran flipped classroom yang paling sederhana. Langkah pembelajarannya adalah siswa menonton video pembelajaran di rumah, lalu ketika di kelas melakukan kegiatan dan mengerjakan tugas yang diberikan secara kelompok. Kemudian di akhir pembelajaran dilakukan kuis secara individu atau berpasangan.
  2. Mastery flipped. Mastery Flipped merupakan perkembangan dari Traditional Flipped. Tahapan pembelajarannya hampir serupa dengan Traditional Flipped, hanya saja pada awal pembelajaran diberikan pengulangan materi pada pertemuan sebelumnya.
  3. Peer Instruction flipped. Peer Instruction Flipped adalah model pembelajaran dimana siswa mempelajari materi dasar sebelum memulai kelas melalui video. Ketika di kelas siswa menjawab pertanyaan konseptual secara individu dan siswa diberikan kesempatan untuk saling beradu pendapat terhadap soal yang diberikan untuk meyakinkan jawaban kepada temannya. Di akhir pembelajaran diberikan tes pemahaman secara individu.
  4. Problem based learning flipped. Problem Based Learning Flipped adalah model pembelajaran dimana siswa diberikan video yang memberikan petunjuk untuk menyelesaikan masalah yang akan muncul ketika di kelas. pada model ini siswa bekerja dengan bantuan guru. Ketika di kelas, siswa melakukan eksperimentasi dan evaluasi.

Langkah-langkah Flipped Classroom 
Pembelajaran flipped classroom pertama siswa mempelajari topik sendiri, biasanya menggunakan pelajaran video yang dibuat oleh guru atau bersama oleh pendidik lain, guru tidak harus menciptakan video pembelajaran sendiri. Kemudian dalam kelas, siswa kemudian mencoba untuk menerapkan pengetahuan dengan memecahkan masalah dan melakukan kerja praktek. Pembelajaran flipped classroom bukan hanya sekedar belajar menggunakan video pembelajaran, namun lebih menekankan tentang memanfaatkan waktu di kelas agar pembelajaran lebih bermutu dan bisa meningkatkan pengetahuan siswa.

    Menurut Adhitiya dkk (2015), langkah-langkah model pembelajaran dengan metode flipped classroom adalah sebagai berikut:

a. Persiapan 
  1. Sebelum tatap muka guru memberikan materi dalam bentuk video pembelajaran.
  2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
  3. Guru menyampaikan secara garis besar materi yang akan dipelajari.
  4. Memberi tugas siswa untuk membuat rangkuman dari video.
b. Kegiatan di kelas 
  1. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok.
  2. Membahas video yang telah ditonton siswa dengan diskusi dan tanya jawab.
  3. Melalui tanya jawab dengan siswa guru menguatkan konsep.
  4. Guru memberikan latihan pemecahan masalah melalui LKS.
  5. Siswa berdiskusi dengan kelompoknya untuk menyelesaikan masalah.
  6. Peran guru saat diskusi adalah memfasilitasi siswa agar mampu menuliskan ide atau gagasannya terkait masalah yang diberikan.
  7. Salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusi dan yang lain menanggapinya.
  8. Guru memberikan tes untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa.
  9. Memberikan video pembelajaran untuk pertemuan selanjutnya.

Kelebihan dan Kekurangan Flipped Classroom 
Menurut Adhitiya dkk (2015), model pembelajaran flipped classroom memiliki kelebihan dan kekurangan, yaitu:

a. Kelebihan flipped classroom 
  1. Siswa dapat mengulang-ulang video tersebut sehingga ia benar-benar memahami materi.
  2. Siswa dapat mengakses video tersebut dari manapun asalkan memiliki sarana yang cukup bahkan bisa disalin melalui flashdisk dan didownload.
  3. Efisien, karena siswa diminta untuk mempelajari materi di rumah dan pada saat di kelas, siswa dapat lebih memfokuskan kepada kesulitannya dalam memahami materi ataupun kemampuannya dalam menyelesaikan soal-soal berhubungan dengan materi tersebut.
  4. Siswa dituntut untuk belajar secara mandiri dengan memanfaatkan video pembelajaran yang diberikan sehingga mendukung semangat belajar.
b. Kekurangan flipped classroom 
  1. Untuk menonton video, setidaknya diperlukan sarana yang memadai, baik komputer, laptop maupun handphone. Hal ini akan menyulitkan siswa yang tidak memiliki sarana tersebut.
  2. Diperlukan koneksi internet yang lumayan bagus untuk mengakses video. Terutama apabila filenya berukuran besar, maka akan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk membuka atau mengunduhnya. Ada cukup banyak siswa yang gaptek sehingga mereka memerlukan waktu yang lebih untuk mengakses video tersebut.
  3. Siswa mungkin perlu banyak penopang untuk memastikan mereka memahami materi yang disampaikan dalam video dan siswa tidak mampu mengajukan pertanyaan ke instruktur atau rekan-rekan mereka jika menonton video saja.
 
        
        
Sumber: 
Sukoco, G.A., Arsendy, S., Purba, R.E., Zulfa, A.H. 2023. Bangkit lebih kuat:
Pemulihan pembelajaran pasca pandemi COVID-19: Studi kasus INOVASI.
Jakarta: INOVASI
https://www.pustakaborneo.org/berita/seputar-sekolah/7-metode-pembelajaran-di-masa-pandemi.html#gsc.tab=0  
https://www.kajianpustaka.com/2020/03/model-pembelajaran-flipped-classroom.html


Edpuzzle, Mengubah Video Biasa menjadi Video Pembelajaran Interaktif

Edpuzzle, Mengubah Video Biasa menjadi Video Pembelajaran Interaktif



Edpuzzle adalah platform pembelajaran video interaktif yang dapat digunakan oleh guru dan pelajar untuk meningkatkan proses belajar mengajar. Edpuzzle menyediakan berbagai fitur yang bermanfaat, termasuk perpustakaan video yang telah dibuat sebelumnya, kemampuan untuk membuat dan membagikan video interaktif, dan analitik yang komprehensif. 

Edpuzzle memungkinkan guru untuk membuat video interaktif dan membagikan video dengan pertanyaan dan kuis tertanam. Edpuzzle dapat digunakan untuk mengajarkan berbagai mata pelajaran, termasuk matematika, sains, sejarah, bahasa Inggris, dan lainnya.

Manfaat Edpuzzle

  • Edpuzzle dapat membantu guru untuk meningkatkan keterlibatan siswa dengan video.
  • Edpuzzle dapat membantu guru untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.
  • Edpuzzle dapat membantu guru untuk menghemat waktu dengan menyediakan perpustakaan video yang telah dibuat sebelumnya.
  • Edpuzzle dapat digunakan untuk membuat pembelajaran yang lebih dipersonalisasi dengan memungkinkan guru untuk menyesuaikan pertanyaan dan kuis sesuai dengan kebutuhan siswa mereka.

Cara Menggunakan Edpuzzle

  1. Buat akun Edpuzzle gratis.
  2. Pilih peran sebagai guru atau murid
  3. Cari video yang ingin Anda gunakan di Edpuzzle. Anda dapat mencari video di Edpuzzle atau mengunggah video Anda sendiri.
  4. Tambahkan pertanyaan dan kuis ke video. Edpuzzle menyediakan berbagai jenis pertanyaan, termasuk pertanyaan pilihan ganda, pertanyaan benar-salah, dan pertanyaan isian.
  5. Bagikan video dengan siswa Anda. Anda dapat berbagi video dengan siswa Anda melalui email, tautan, atau dengan mengintegrasikan Edpuzzle dengan sistem manajemen pembelajaran Anda (LMS).

Edpuzzle untuk Pelajar

Edpuzzle dapat membantu pelajar untuk belajar dengan cara yang lebih efektif dan menyenangkan. Pelajar dapat menggunakan Edpuzzle untuk:

  • Mempelajari materi pelajaran dengan kecepatan mereka sendiri.
  • Meninjau materi pelajaran yang telah mereka pelajari di kelas.
  • Mendapatkan umpan balik langsung tentang pemahaman mereka terhadap materi pelajaran.
  • Berkolaborasi dengan teman sekelas untuk mengerjakan pertanyaan dan kuis.

Edpuzzle untuk Guru

Edpuzzle dapat membantu guru untuk meningkatkan pengajaran mereka dengan:

  • Menyediakan perpustakaan video yang telah dibuat sebelumnya tentang berbagai mata pelajaran.
  • Memungkinkan guru untuk membuat dan membagikan video interaktif mereka sendiri.
  • Mengukur pemahaman siswa terhadap materi pelajaran dengan pertanyaan dan kuis tertanam.
  • Melacak kemajuan siswa dengan analitik yang komprehensif.

Catatan

Anda dapat memperoleh sertifikat dengan mengikuti pelatihan mandiri yang disediakan di laman Edpuzzle. Untuk mengikuti sertifikasi sebagai pengguna Edpuzzle, guru harus memilih peran sebagai murid agar dapat bergabung dalam kelas pelatihan.