Monday, October 23, 2023

Model Pembelajaran Flipped Classroom (Kelas Terbalik)

Model Pembelajaran Flipped Classroom (Kelas Terbalik)


        Sebagaimana kita ketahui bersama, Pandemi Covid-19 terlah mengubah tatanan hidup bermasyarakat di semua sektor. Sektor pendidikan mengalami perubahan yang sangat signifikan selama penerapan pembatasan kegiatan masyarakat kurang lebih tiga tahun. Pembelajaran yang biasanya menghabiskan waktu di ruang kelas dialihkan menjadi pembelajaran mandiri di rumah atau tempat tinggal masing-masing peserta didik. Berbagai strategi dan langkah  diambil pemerintah agar selama pandemi tidak terjadi "learning loss" dan "learning gap" karena pembatasan terhadap kegiatan pendidikan. 
      Kemendikbudristek bersama The SMERU Research Institute menyampaikan sejumlah hasil awal penelitian dari program Research on Improving System of Education (RISE). Dalam riset tersebut, diketahui bahwa angka partisipasi pendidikan di Indonesia dari jenjang PAUD hingga kuliah menurun. Merespons hal itu, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Makarim mengatakan bahwa riset tersebut dapat membantu pemerintah untuk menentukan kebijakan di masa mendatang. 
    Senada dengan itu, Kepala Badan Penelitian, Pengembangan, dan Perbukuan Kemendikbudristek, Anindito Aditomo mengaku Kemdikbudristek mengambil beberapa langkah kebijakan untuk menyesuaikan situasi pandemi COVID-19, seperti penyederhanaan kurikulum, relaksasi syarat kenaikan kelas dan kelulusan, modul-modul literasi dan numerasi untuk mendukung Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), bantuan kuota internet, dan pembelajaran guru lewat model pelatihan inovatif yang telah menjangkau ratusan ribu guru di seluruh Indonesia. 
    Selain langkah kebijakan di atas, pemerintah juga menerbitkan Panduan Pembelajaran dimasa Pandemi sebagai acuan dalam melaksanakan proses pembelajaran. Dikutip dari laman www.pustakaborneo.org, salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan pada pandemi Covid-19 adalah Model Flipped Classroom.

    Model pembelajaran Flipped Classroom hakikatnya merupakan salah satu metode penerapan blended learning. Dengan pendekatan Flipped Classroom, sebagian aktivitas pembelajaran yang biasanya diselesaikan di kelas, kini dapat diselesaikan di rumah terlebih dahulu secara mandiri oleh siswa. Selanjutnya dilakukan pembelajaran tatap muka lagi di kelas. 

       Model belajar flipped classroom pertama kali dikenalkan oleh J. Wesley Baker pada tahun 2000, dalam tulisannya berjudul The classroom flip: using web course management tools to become the guide by the side. Pada tahun yang sama, Lage, Platt dan Treglia juga melakukan penelitian dengan menggunakan istilah yang hampir sama yaitu inverted classroom. Beberapa istilah lainnya yang digunakan dalam berbagai penelitian yang menunjukkan pembelajaran flipped clasroom adalah just-in-time teaching oleh Novak dan inverted learning oleh Barker.

    Model pembelajaran flipped classroom adalah pembelajaran yang mengkombinasikan antara pembelajaran di dalam kelas dengan pembelajaran di luar kelas dengan tujuan untuk memaksimalkan kegiatan pembelajaran. Aktivitas belajar yang biasanya dilakukan di kelas menjadi dilakukan di rumah. Sebaliknya, aktivitas belajar yang biasanya dilakukan di rumah menjadi dilakukan di kelas. Guru sebagai fasilitator mengemas materi pembelajaran dalam bentuk digital berupa video untuk dipelajari siswa di rumah sehingga siswa sudah lebih siap belajar ketika di kelas.

Berikut definisi dan pengertian model pembelajaran flipped classroom dari beberapa sumber buku:

  1. Menurut Milman (2012), flipped classroom adalah konsep belajar dengan dasar bahwa apa yang dilakukan di kelas pada pembelajaran konvensional menjadi dilakukan di rumah, sedangkan pekerjaan rumah pada pembelajaran konvensional dilakukan di dalam kelas.
  2. Menurut Bergmann dan Sams (2012), flipped classroom adalah apa yang secara tradisional dilakukan di kelas sekarang dilakukan di rumah, sementara apa yang secara tradisional dilakukan sebagai pekerjaan rumah kini diselesaikan di kelas.
  3. Menurut Johnson (2013), flipped classroom merupakan model pembelajaran yang meminimalkan pengajaran langsung dari guru, tetapi memaksimalkan pengajaran tidak langsung dengan dukungan materi yang dapat diakses secara daring oleh siswa.
  4. Menurut Yulietri dkk (2015), flipped classroom adalah model dimana dalam proses belajar mengajar tidak seperti pada umumnya, yaitu dalam proses belajarnya siswa mempelajari materi pelajaran di rumah sebelum kelas dimulai dan kegiatan belajar mengajar di kelas berupa mengerjakan tugas, berdiskuasi tentang materi atau masalah yang belum dipahami siswa.
Karakteristik Flipped Classroom 
    Model pembelajaran dengan menggunakan metode flipped classroom dilaksanakan dengan meminimalkan jumlah instruksi langsung oleh guru kepada siswanya dalam mengajarkan materi dan memaksimalkan waktu untuk berinteraksi satu sama lain dalam membahas permasalahan terkait. Pembelajaran flipped classroom lebih menekankan pada pemanfaatan waktu di dalam maupun di luar kelas agar pembelajaran lebih bermutu sehingga dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi.

    Menurut Abeysekera dan Dawson (2015), karakteristik model pembelajaran flipped classroom yang membedakannya dengan model pembelajaran biasa adalah:
  1. Perubahan penggunaan waktu kelas.
  2. Perubahan penggunaan waktu di luar kelas.
  3. Melakukan kegiatan yang secara tradisional dianggap pekerjaan rumah di kelas.
  4. Melakukan kegiatan yang secara tradisional dianggap di dalam kelas, di luar kelas.
  5. Kegiatan di dalam kelas menekankan pembelajaran aktif, peer learning dan pemecahan masalah.
  6. Aktivitas pra dan pasca kelas.
  7. Penggunaan teknologi, terutama video.
Sedangkan menurut Muir dan Geiger (2015), karakteristik belajar dengan metode flipped classroom adalah: 
  1. Sarana untuk meningkatkan interaksi dan waktu kontak pribadi antara siswa dan guru.
  2. Memberikan siswa ruang untuk bertanggung jawab atas pembelajaran mereka sendiri. 3. Ruang kelas dimana guru bukan disebut sebagai orang bijak di atas panggung melainkan memberi panduan di sisi siswa.
  3. Mencampurkan instruksi langsung dengan pembelajaran konstruktivis.
  4. Kelas dimana siswa yang tidak hadir, tidak akan ketinggalan pelajaran.
  5. Kelas tempat konten diarsipkan secara permanen untuk ditinjau dan diperbaiki.
  6. Kelas tempat semua siswa terlibat di dalam pembelajarannya.
  7. Tempat dimana semua siswa menerima pendidikan yang dipersonalisasi.

Tipe-tipe Flipped Classroom 
    Menurut Utami (2017), model pembelajaran flipped classroom memiliki beberapa jenis, yaitu sebagai berikut:

  1. Traditional flipped. Traditional Flipped merupakan model pembelajaran flipped classroom yang paling sederhana. Langkah pembelajarannya adalah siswa menonton video pembelajaran di rumah, lalu ketika di kelas melakukan kegiatan dan mengerjakan tugas yang diberikan secara kelompok. Kemudian di akhir pembelajaran dilakukan kuis secara individu atau berpasangan.
  2. Mastery flipped. Mastery Flipped merupakan perkembangan dari Traditional Flipped. Tahapan pembelajarannya hampir serupa dengan Traditional Flipped, hanya saja pada awal pembelajaran diberikan pengulangan materi pada pertemuan sebelumnya.
  3. Peer Instruction flipped. Peer Instruction Flipped adalah model pembelajaran dimana siswa mempelajari materi dasar sebelum memulai kelas melalui video. Ketika di kelas siswa menjawab pertanyaan konseptual secara individu dan siswa diberikan kesempatan untuk saling beradu pendapat terhadap soal yang diberikan untuk meyakinkan jawaban kepada temannya. Di akhir pembelajaran diberikan tes pemahaman secara individu.
  4. Problem based learning flipped. Problem Based Learning Flipped adalah model pembelajaran dimana siswa diberikan video yang memberikan petunjuk untuk menyelesaikan masalah yang akan muncul ketika di kelas. pada model ini siswa bekerja dengan bantuan guru. Ketika di kelas, siswa melakukan eksperimentasi dan evaluasi.

Langkah-langkah Flipped Classroom 
Pembelajaran flipped classroom pertama siswa mempelajari topik sendiri, biasanya menggunakan pelajaran video yang dibuat oleh guru atau bersama oleh pendidik lain, guru tidak harus menciptakan video pembelajaran sendiri. Kemudian dalam kelas, siswa kemudian mencoba untuk menerapkan pengetahuan dengan memecahkan masalah dan melakukan kerja praktek. Pembelajaran flipped classroom bukan hanya sekedar belajar menggunakan video pembelajaran, namun lebih menekankan tentang memanfaatkan waktu di kelas agar pembelajaran lebih bermutu dan bisa meningkatkan pengetahuan siswa.

    Menurut Adhitiya dkk (2015), langkah-langkah model pembelajaran dengan metode flipped classroom adalah sebagai berikut:

a. Persiapan 
  1. Sebelum tatap muka guru memberikan materi dalam bentuk video pembelajaran.
  2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
  3. Guru menyampaikan secara garis besar materi yang akan dipelajari.
  4. Memberi tugas siswa untuk membuat rangkuman dari video.
b. Kegiatan di kelas 
  1. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok.
  2. Membahas video yang telah ditonton siswa dengan diskusi dan tanya jawab.
  3. Melalui tanya jawab dengan siswa guru menguatkan konsep.
  4. Guru memberikan latihan pemecahan masalah melalui LKS.
  5. Siswa berdiskusi dengan kelompoknya untuk menyelesaikan masalah.
  6. Peran guru saat diskusi adalah memfasilitasi siswa agar mampu menuliskan ide atau gagasannya terkait masalah yang diberikan.
  7. Salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusi dan yang lain menanggapinya.
  8. Guru memberikan tes untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa.
  9. Memberikan video pembelajaran untuk pertemuan selanjutnya.

Kelebihan dan Kekurangan Flipped Classroom 
Menurut Adhitiya dkk (2015), model pembelajaran flipped classroom memiliki kelebihan dan kekurangan, yaitu:

a. Kelebihan flipped classroom 
  1. Siswa dapat mengulang-ulang video tersebut sehingga ia benar-benar memahami materi.
  2. Siswa dapat mengakses video tersebut dari manapun asalkan memiliki sarana yang cukup bahkan bisa disalin melalui flashdisk dan didownload.
  3. Efisien, karena siswa diminta untuk mempelajari materi di rumah dan pada saat di kelas, siswa dapat lebih memfokuskan kepada kesulitannya dalam memahami materi ataupun kemampuannya dalam menyelesaikan soal-soal berhubungan dengan materi tersebut.
  4. Siswa dituntut untuk belajar secara mandiri dengan memanfaatkan video pembelajaran yang diberikan sehingga mendukung semangat belajar.
b. Kekurangan flipped classroom 
  1. Untuk menonton video, setidaknya diperlukan sarana yang memadai, baik komputer, laptop maupun handphone. Hal ini akan menyulitkan siswa yang tidak memiliki sarana tersebut.
  2. Diperlukan koneksi internet yang lumayan bagus untuk mengakses video. Terutama apabila filenya berukuran besar, maka akan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk membuka atau mengunduhnya. Ada cukup banyak siswa yang gaptek sehingga mereka memerlukan waktu yang lebih untuk mengakses video tersebut.
  3. Siswa mungkin perlu banyak penopang untuk memastikan mereka memahami materi yang disampaikan dalam video dan siswa tidak mampu mengajukan pertanyaan ke instruktur atau rekan-rekan mereka jika menonton video saja.
 
        
        
Sumber: 
Sukoco, G.A., Arsendy, S., Purba, R.E., Zulfa, A.H. 2023. Bangkit lebih kuat:
Pemulihan pembelajaran pasca pandemi COVID-19: Studi kasus INOVASI.
Jakarta: INOVASI
https://www.pustakaborneo.org/berita/seputar-sekolah/7-metode-pembelajaran-di-masa-pandemi.html#gsc.tab=0  
https://www.kajianpustaka.com/2020/03/model-pembelajaran-flipped-classroom.html


0 comments:

Post a Comment